Rajanya Tempat Sampah
Buka jam 08.00 s/d jam 16.00 , Sabtu- Minggu libur
- Hotline - 02187943615
- SMS - 081284954475
- KONTAK KAMI
- Hotline - 02187943615
- SMS - 081284954475
- Whatsapp - 081284954475
- csmandirifiber@gmail.com
Rajanya Tempat Sampah
Buka jam 08.00 s/d jam 16.00 , Sabtu- Minggu libur
Saat pandemi Covid-19, penggunaan masker sangat dianjurkan oleh pemerintah. Namun penggunaan masker sekali pakai dapat menimbulkan kekhawatiran karena akan semakin menimbunnya sampah plastik berbahan plastik mikrofiber. Setiap bulannya ada sekitar 130 miliar masker yang digunakan di seluruh dunia atau ada sekitar 3 juta lembar per unit. Namun karena kebanyakan masker berbahan plastik microfiber dan tidak ada petunjuk mengenai cara daur ulang, maka muncul ancaman terhadap lingkungan yang semakin tinggi dan bisa menjadi masalah plastik berikutnya.
Para peneliti mengungkapkan bahwa masker sekali pakai yang terbuat dari plastik mikrofiber tidak dapat dihancurkan menjadi partikel-partikel plastik yang lebih kecil dan disebut sebagai mikro dan nanoplastik yang tersebar di ekosistem.
Pada masa pandemi ini, produksi masker sekali pakai hampir menyamai jumlah botol plastik sebagai penyumbang terbanyak sampah plastik dengan produksi sebanyak 43 miliar botol di seluruh dunia setiap bulannya. Yang membedakannya adalah, 25 persen bahan botol bisa didaur ulang menjadi barang yang bisa digunakan kembali sedangkan untuk masker tidak memiliki tanda bisa didaur ulang.
Namun, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) masih mengkaji usulan mengenai sampah masker sekali pakai untuk didaur ulang menjadi produk lain. Yang menjadi permasalahan disini adalah hal ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya mengelola limbah medis di saat pandemi COVID-19 tengah berlangsung.
Rosa Vivien Ratnawati selaku Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK mengatakan, limbah medis penanganan COVID-19 termasuk masker, masuk dalam kategori infeksius. Biasanya, sampah ini akan dimusnahkan dengan menggunakan insinerator.
Dalam penelitian Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB), LIPI telah berhasil mendaur ulang bekas masker untuk menjadi produk plastik lain. Sementara Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba metode rekristalisasi agar dapat menghasilkan serbuk plastik dari masker yang kemudian bisa dipakai ulang.
Untuk mengurangi dampak buruk masker pada lingkungan, ada beberapa saran dari para peneliti yang bisa kita lakukan yaitu :
JAGA LINGKUNGAN BERSAMA CV MANDIRI BARU
Lingkungan kita memang harus selalu dijaga supaya jauh dari yang namanya pencemaran. Kami siap menjadi partner anda untuk bisa menyediakan berbagai model tempat sampah sesuai dengan yang anda butuhkan. Segera hubungi kami sekarang juga.
HUBUNGI KAMI MELALUI NO WA DIBAWAH INI :
WA : 0878-7484-3242
PHONE : 021 87946315
E-Mail : csmandiribaru@yahoo.com
Belum ada komentar untuk Penanganan Limbah Masker Sekali Pakai